A. KAMPUS DAN NORMA KAMPUS
1. Pengertian Kampus
Kampus, berasal dari bahasa Latin; campus yang berarti
"lapangan luas", "tegal". Dalam pengertian modern, kampus
berarti, sebuah kompleks atau daerah tertutup yang merupakan kumpulan
gedung-gedung universitas atau perguruan tinggi. Bisa pula berarti sebuah
cabang daripada universitas sendiri. Misalnya, Universitas Indonesia di
Jakarta, yang memiliki 'kampus Salemba' dan 'kampus Depok', atau Universitas
Diponegoro yang memiliki 'kampus Pleburan’ dan ’kampus Tembalang’, atau pola
IAIN yang dulu mempunyai banyak cabang di daerah yang sekarang berubah menajdi
STAIN, atau seperti yang sekarang dijalani UWH Semarang yang mempunyai banyak
cabang di daerah.
Kampus juga terkadang menyediakan asrama untuk
mahasiswa. Di Inggris dan banyak negara jajahannya seperti Amerika Serikat dan
lain-lain, sebuah kampus terdiri dari universitas atau sekolah dengan asrama
atau tempat kos atau pondok para mahasiswa. Di sana sebuah gedung sekolah
berada di kompleks yang sama dengan gedung penginapan. Di Indonesia hal-hal
seperti ini kadang-kadang ada pula, terutama di tempat akademi militer, dan
sekarang mulai dilakukan pula oleh beberapa kampus besar seperti UI, Undip, dan
IAIN, dengan mendirikan asrama di sekitar kampus akan membuat mahasiswa lebih
banyak mengabiskan waktunya untuk studi dan mudah dikontrol oleh pihak kampus.
Kampus merupakan tempat belajar-mengajar berlangsungnya misi dan fungsi
perguruan tinggi. Dalam rangka menjaga kelancaran fungsi-fungsi tersebut, Upaya
sebagai lembaga pendidikan tinggi yang mengembangkan tugas Tri Dharma Perguruan
Tinggi, memerlukan penyatuan waktu kegiatan beserta ketentuan-ketentuan di
dalam kampus.
2. Norma Akademik (Etika Kampus)
Norma akademik adalah ketentuan, peraturan dan tata nilai yang harus
ditaati oleh seluruh mahasiswa Ubaya berkaitan dengan aktivitas akademik.
Adapun tujuan norma akademik adalah agar para mahasiswa mempunyai gambaran yang
jelas tentang hal-hal yang perlu dan/seharusnya dilakukan dalam menghadapi
kemungkinan timbulnya permasalahan baik masalah-masalah akademik maupun masalah-masalah
non akademik.
Masalah akademik adalah masalah yang berkaitan langsung dengan kegiatan
kurikuler, Masalah non akademik adalah masalah yang terkait dengan kegiatan non
kurikuler. Sedangkan Pelanggaran adalah perilaku atau perbuatan, ucapan, tulisan
yang bertentangan dengan norma dan etika kampus. Etika kampus adalah ketentuan
atau peraturan yang mengatur perilaku/atau tata krama yang harus dilaksanakan
oleh mahasiswa Ubaya. Etika kampus meliputi 2 hal penting yaitu ketertiban dan
tata krama.
B. TIPOLOGI MAHASISWA
Adakampus pasti ada civitas akademika, baik rektor, pembantu rektor, dekan,
dosen, pegawai, dan mahasiswa. Semua civitas akademika tersebut satu sama
lainnya saling terkait. Mahasiswa sebagai komponen utama (karena jumlahnya
lebih banyak ketimbang yang lainnya) sangat penting duperhatikan bagi denyut
nadi kampus. Mahasiswa datang dari berbagai penjuru daerah tentu mempunyai
latar belakang dan karakter yang berbeda-beda.
Sebagai mahasiswa, mayoritas anggota
baru PMII perlu memahami berbagai jenis tipologi mahasiswa, dan kira-kira ingin
menampatkan dirinya dalam tipe seperti apa. Kita meconba melakukan klasifikasi
atas tipologi mahasiswa, walau ini tidak bersifat paten karena setiap diri kita
bisa membuat tipologi sesuai dengan yang kita lihat dan rasakan. Anda sendiri
bisa memegang dua katagori atau tiga bahkan empat sekaligus dari tipologi yang
kitra susun ini. Bahkan mungkin masih membuka munculnya jenis tipologi lainnya.
Yang penting semoga Anda bisa berguna bagi diri Anda sendiri dan bagi orang
lain dalam lingkungan kehidupan keluarga, organisasi dan masyarakat.
1. Mahasiswa Pemimpin
Tipikal mahasiswa seperti ini selalu terlihat mencolok dan aktif
dibandingkan mahasiswa lainnya. Hidupnya di perkuliahan sangat bervariatif
–diisi dengan berbagai kegiatan, dan ia tidak hanya belajar dari kuliah semata,
namun juga belajar dari lingkungan. Ia akan aktifg di organisasi, baik intra
maupun ektra kampus. Biasanya –tapi tidak mengikat- tipe mahasiswa seperti ini
tidak memiliki keinginan yang besar untuk lulus terlalu cepat, karena ia
mencari pengalaman sebanyak-banyaknya untuk menjadi pemimpin di masa depan.
Cita-citanya, biasanya ingin menjadi pemimpin perusahaan, lurah, bupati, DPR,
menteri, bahkan presiden.
2. Mahasiswa Pemikir
Tipikal mahasiswa jenis ini selalu berpikir dan terus berpikir. Hobinya
membaca buku, diskusi dan menulis. Terkadang orang jenis ini –karena terus
belajar- tanpa menghiraukan sekitarnya, agar bisa mendapatkan jawaban atas apa
yang dipikirkannya. Biasanya tipe mahasiswa seperti ini jika telah lulus ingin
jadi ilmuwan, peneliti, dosen atau akademisi.
3. Mahasiswa Study Oriented
Tipikal mahasiswa jenis ini selalu rajin masuk kuliah dan melaksanakan
tugas-tugas akademik. Mahasiswa jenis ini tidak mau tahu dengan apa yang
terjadi di kampus. Pokoknya yang penting mendapatkan nilai bagus dan cepat
lulus.
4. Mahasiswa Hedonis
Tipe mahasiswa seperti ini tiada banyak berpikir, tidak mau aktif di
organisasi. Ia selalu menjalani kehidupan dengan hedonis, glamour, dan happy-happy.
Kalau ke kampus sering memakai pakaian yang norak, memakai mobil, dan
nongkorong di mall, kafe, dan tempat hiburan lainnya.
5. Mahasiswa Agamis
Tipikal mahasiswa seperti ini kemana-mana selalu membawa al-Qur’an,
berpakaian ala orang Arab, tampil (sok) islami, menjaga jarak terhadap lain
jenis yang tidak muhrim.
6. Mahasiswa K3 (Kampus, Kos dan Kampung)
Tipikal mahasiswa seperti ini kesibukanya hanya K3, yaitu kampus, kos dan
kampung. Kalau tiba jam kuliah ya berangkat kuliah, kalau selesai pulang kos,
atau ada waktu cukup pulang kampung.
7. Mahasiswa Santai Semaunya Sendiri
Tipe mahasiswa seperti ini tiada banyak berpikir, selalu menjalani
kehidupan apa adanya. Enjoy aja! Biasanya tipikal mahasiswa seperti ini aktif
di bidang seni dan olahraga. Dia tidak terlalu memikirkan kuliah, karena yang
penting dalam hidupnya adalah santai. Biasanya mahasiswa seperti ini lama
sekali lulusnya, karena nilainya juga santai.
8. Mahasiswa Mencari Cinta
Tipikal mahasiswa seperti ini tiada terlalu memikirkan kuliah, tetapi yang
dipikirkannya adalah CINTA. Yang penting baginya adalah mendapatkan pacar yang
setia. Lulus kuliah cepet-cepet menikah.
9. Mahasiswa Jomblo Unsold
Tipe mahasiswa seperti ini terkadang dianggap terlalu menyedihkan, karena
tiada laku-laku (unsold).
Tapi terkadang mahasiswa memilih jomblo bukan karena tidak laku, tetapi karena
ia memang tidak ingin berpacaran demi meraih cita-citanya di masa depan.
10. Mahasiswa Usil
Tipikal mahasiswa seperti ini sangat senang apabila orang lain menderita. Contohnya
sebelum dosen masuk kelas, ia akan mengganti kursi dosen dengan kursi yang
rusak biar dosennya patah tulang, atau sebelum dosen masuk, ia menulis kertas
di pintu kelas bahwa perkuliahan di kelas hari ini dibatalkan.
11. Mahasiswa Tak Jelas
Tipikal mahasiswa seperti ini tak bisa dikategorikan, karena terkadang ia
seperti pemimpin, terkadang seniman, terkadang pemikir, terkadang santai,
terkadang pecinta, terkadang usil, dll. Terkadang aktif keliatan terus,
terkadang lenyap hilang entah ke mana.
12. Mahasiswa Anak Mami
Tipikal mahasiswa seperti ini selalu pulang di akhir pekan, takut kalau
mamanya marah. Ia kuliah demi menyenangkan hati maminya. Kebanyakan tipikal
seperti ini tidak menikmati perkuliahannya, karena jurusan perkuliahannya itu
pilihan dari sang ibunda, bukan dari kehendak hatinya. Kebanyakan tipe kuliah
seperti ini putus di tengah jalan, tetapi semoga kamu tidak!
13. Mahasiswa Apa Mahasiswi
Sudah jelas sekali bahwa tipikal mahasiswa seperti ini memiliki dua
kepribadian, yang pertama wanita yang kedua pria. Orang-orang biasa menyebutnya
banci, tidak punya karakter yang jelas.
14. Mahasiswa Gadungan
Tipe ini sebenarnya bukan mahasiswa, tetapi karena ingin terlihat seperti
mahasiswa, maka ia sering nongkrong-nongkrong di kampus orang. Biasanya ia
punya tujuan tertentu, seperti mencari seorang cewek idaman atau mau memasang
bom di kampus orang.
15. Mahasiswa Monitor
Mahasiswa seperti ini selalu berhadapan dengan komputer, sampai-sampai
mukanya sudah berevolusi seperti monitor. Matanya sudah sebesar mouse, dan
rambutnya sudah tak terurus seperti kabel USB atau RJ-45. Biasanya tipikal
mahasiswa seperti ini hobi chatting dan mendapatkan kebutuhannya dari internet.
Tetapi mahasiswa seperti ini bagus juga, karena ia tak bakal ketinggalan zaman
deh.
16. Mahasiswa Abadi
Jelas, mahasiswa jenis ini paling
betah di kampus, yang di kuliahnya di atas semester 10 tapi masih santai-santai
dan belum mikir lulus.
C. PMII DAN REKAYASA KAMPUS
Dunia perpolitikan mahasiswa yang tak pernah lepas dari wilayah kampus
membuat PMII mau atau tidak mau akan terlibat dalam pusaran rebutan kekuasaan
kampus. Meskipun diakui ataupun tidak, mahasiswa pada umunya cenderung bersikap
apolitis dengan berbagai isu kebijakan birokrat kampus dan para pejabat
mahasiswa, namun tetap saja mahasiswa berpolitik dalam arti yang lebih luas. Dikarenakan politik memiliki lingkup yang menyeluruh dalam setiap aspek
kehidupan, tergantung sudut pandang masing-masing.
PMII sebagai organisasi ekstra kampus membina dan mendistribusikan
kader-kadernya untuk aktif dalam lembaga-lembaga kampus, bahkan akan mendorong
kadaer-kader terbaik memimpin lembaga-lembaga tersebut. Keberadaan
lembaga-lembaga tersebut, bagi PMII adalah sebagai ruang distribusi kader
karena di lembaga tersebut kader PMII bisa menempa dan mengembangkan kemampuan
yang dimilikinya agar lebih maju dan profesional.
PMII memandang lembaga intra kampus sangat strategis sebagai wahana
kaderisasi. Pada umumnya, ada beberapa jenis lembaga kampus yang memiliki
otoritas tertentu dalam mengayomi kampus dan mahasiswa, yaitu Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiswa Fakultas/Jurusan (HMF/J) dan Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM). Lembaga-lembaga tersebut bermain dalam wilayah internal kampus
dan kepengurusannya berisikan mahasiswa yang tercatat masih aktif program
studinya. Secara umum ke tiga jenis lembaga ini memiliki andil penting dalam
rekayasa kampus. Mau kemana dan bagaimana nantinya kampus akan dikelola,
lembaga inilah yang akan mewujudkannya dalam tataran kerja nyata di lapangan.
Dengan menguasai lembaga intra kampus, PMII akan semakin meneguhkan perjuangannya dalam menyalurkan aspirasi mahasiswa di segala lapisan baik akademisi, organisatoris hingga preman kampus. Perlu diingat bahwa Perguruan Tinggi merupakan salah satu sarana yang dibuat dalam meningkatkan pembangunan negara secara umum, oleh karena itu tak heran bahwa banyak perubahan besar yang diawali dari gerakan lembaga kemahasiswaan ini. Adanya lapangan bola, internet, pustaka hingga tempat parkir merupakan fasilitas yang diberikan karena adanya sebuah permintaan yang dalam hal ini diajukan oleh mahasiswa secara umum dan disampaikan kepada pihak birokrat melalui lembgaga kemahasiswaan jalur komunikasi antara mahasiswa dan birokrat kampus. Ketika birokrat kampus serta lembaga-lembaga ini tidak mampu berkoordinasi dalam mengaspirasikan harapan civitas kampus umum, maka akan timbul saling ketidakpercayaan, stagnansi hingga kemerosotan akreditasi kampus dalam tataran akademis, fasilitas dan budaya.
Demikianlah paparan seputar kehidupan perkuliahan, dimana kampus dan
mahasiswa berada. Kampus bisa menjadi tempat bagi mahasiswa untuk mengembangkan
aktualisasi dan apresiasinya sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini merupakan sisi
positif yang dimiliki mahasiswa. Kesempatan seperti ini tentu tidak dimiliki
mereka yang tidak sempat belajar di kampus.
Sebagai bagian dari elemen mahasiswa, PMII memandang sangat vital
keberadaan kampus, tidak hanya semata-mata untuk tempat pembelajaran, tetapi
juga sebagai wahana untuk menempa dan mengembangkan bakat potensi yang dimiliki
para anggotanya.
Mantap sahabat
BalasHapusMantep sahabat
BalasHapusMantap sahabat
BalasHapusMantappp Kanda
BalasHapusKeren Sahabat
BalasHapus