HARI SANTRI

HARI SANTRI

Materi PKD "MANAJEMEN KONFLIK"

blogger templates


III.1 Definisi Konflik


Konflik berasal dari bahasa latin Configere : saling memukul atau berbenturan. Dua batang kayu yang saling dibenturkan terus menerus seringkali bisa menimbulkan api. Api yang dihasilkan tidak selalu bersifat distruktif. Dan seringkali hal ini justru diupayakan oleh para juru damai sebagai mana konflik-konflik yang tercipta lewat perjuangan aktif tanpa kekerasan seperti yang dilakukan oleh Gandhi yang akhirnya membebaskan India dari cengkraman kolonial inggris.


Dalam perkembangan pasca perang dunia ke-II, definisi konflik tidak lagi membatasi pada konflik berskala besar saja, misalnya: antar negara, antar wilayah, tetapi juga adanya konflik diwilayah intra personal atau konflik dalam diri sendiri hingga konflik bersenjata. Yang dimaksud dengan konflik dalam perkembangan terkini adalah keadaan sebagai akibat adanya pertentangan kepentingan oleh pihak yang berbeda.


Apa yang membedahkan antara konflik Destruktif dan yang Konstruktif yang membedakan adalah cara pihak-pihak yang ada dalamkonflik menangani konflik tersebut untuk memanfaatkan kearah perubahan yang sungguh konstruktif.


Cara membuat konflik menjadi sesuatu yang konstruktif ini disebut dengan melakukan transformasi konflik.
 

Manusia akan selalu berorientasi dengan orang lain yang memiliki perbedaan pendapat, kepentingan dan kebutuhan. Konflik juga tidak dapat dihindari, segigih apapun upaya kita untuk menghindari konflik dinamikanya akan tetap berlanjut. Jika kita membiarkannya terjadi, meninggalkanya, seringkali malah semakin besar dan semakin sulit untuk ditangani.


Beberapa uraian berikut akan membantu dalam memahami konflik yang ada yang memiliki potensi “bahaya atau “peluang


  1. Masalah hubungan antar manusia


Emosi-emosi yang kuat, salah persepsi, stereotip, kurang atau salah komunikasi


  1. Perbedaan Nilai


Ideologi, Pandangan hidup, kelas social, Gender, kekuasaan, dll.


  1. Masalah kepentingan


Yakni masalh kebutuhan dan cara untuk memenuhinya atau taa cara maupun mental psikologis (sikap, emosi)


  1. Perbedaan Data


Kuantitas dsan kualitas informasi, kemampuan analitis, pemahaman, pola piker, dll.


  1. Masalah Struktural


Wewenang, sumber daya, kebiajakn, geografis, dll.





Secara sederhana, konflik dapat dipahami sebagai terjadinya perbedaan kepentingan. Misalnya ; Huda dan teman-temannya ingin nonton rame-rame, pada saat yang sama teman satu kosnya sedang sakit dan Huda harus menunggunya karena teman kos yang lain pada pulang semua.


Pada skala yang lebih kecil setip orang mengalami konflik yang di sebabkan oleh :


1.      Konsep Diri


Kebanyakan, orang yang berasumsi terlalu buruk tentang diri mereka sendiri dan berasumsi bahwa orang lain menggap dirinya lebih rendah. Maka mereka tersebut akan berasumsi bahwa orang meremehkan dirinya dirinya dari sederetan daftar apa yang di katakana orang tentang dirinya.


2.      Tekan Dari Pihak Lain


Pihak lain yang dimaksud bias jadi adalah orang lain atau kelompok lain yang mencoba mempengaruhi cara kita berfikir dan bahkan dalam pilihan kita pada masalah social atau yang lain.


3.      Kekuasaan (Power)


Banyak orang merasa mereka butuh untuk menyertakan kekuasan terhadap orang lain untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Hal tersebut bias berupa penyertaan ganjaran hukuman atau hdiah sebagaimana orang tua yang menyuruh anaknya untuk melakukan sesuatu.


4.      Budaya


Setiap budaya memiliki karakteristik dan nilai yang berbeda-beda satu sama lain. Ketidak pahaman atau kurangnya toleransi budaya seringkali memicu konflik. Semisal, penggunaan tangan kanan untuk mengambil barang atau makanan dianggap sopan. Dalam budaya lain belum tentu.


5.      Endapan Konflik


Hampir dalam setiap interaksi selalu terdapat konflik, namun seringkali kita mengabaikan konflik-konflik kecil yang mungkin kita anggap biasa. Namun bias jadi kumpulan dari berbagai konflik kecil itu kemudian mengendap menjadi stu dan berubah menjadi sebuah konflik yang lebih besar








III.3 Sikap Seseorang Ketika Menghadapi Konflik





1.      Kompetisi (saya menang dia kalah)


Kondisi dimana saya mendapatkan apa yang saya inginkan, menganggap kepentingan dan tujuan saya paling penting mesklipun untuk mencapainya saya harus membuat orang lain merasa terancam. Dalam kondisi ini ketika kita menyatakan posisi kita, yang penting adalah bagaimana membuat kita menang dan cara yang mudah untuk membuat orang lain kalah.


2.      Submisif (dia menang saya kalah)


Sejauh kita tidak berlawanan dengan pihak lain, saya tidak bias menyatakan apa yang sebenarnya saya inginkan. Seringkali kita bingung bagaiman cara kita menghormati orang lain  dengan cara yang baik, biasanya kita kita tidak menyatakan keinginan karena hal ini akan  membangkitkan ketegangan dan tidak nyaman. Akibatnya kita hanya memendam dalam diri, kemudian memuncak dan tak terbendung, kita dapat merusak diri sendiri ataupun orang lain.


3.      Menghindar (saya kalah kamu kalah)


4.      Hubungan dan hasil yang tidak terpenuhi keduanya. Kita tidak menghadapi konflik itu sendiri, kita seperti meletakkan kepala kita di pasir artinya lari dari ketakutan atau percaya konflik tidak dapat di cari penyelesaiannyadengan usaha yang kita lakukan. Padahal dengan menghindar ini, seperti telah kita bahas sebelumnya, konflik tidak akan pernah berhenti dan akan selalu ada.


5.      Kerja sama (saya menang kamu menang)


Mencapai hasil itu penting, tetapi hubungn dengan orang lain itu juga penting. Prinsipnya ; bahwa akhir penyelesaian harus konsisten dengan hasilnya. Bahwa kemenangan atau hasil akhir dari penyelesaian konflik adalah saya menang dan orang lain juga menang (kemenangan semuanya). Kerjasama bukan berarti kita menapung pendapat orang lain, bukan juga menyerah kepada apa yang kita piker penting. Diperlukan juga negosiasi, bukan berarti dengan mengobankan apa yang kita anggap penting.








III.4 Gaya Seseorang Saat Mengahadapi Konflik.





1.      Menghindari atau mengingkari


Banyak orang percaya adalah buruk terlihat marah pada orang lain, konflik sering menyebabkan orang sering merasa marah mereka mungkin mengingkari bahwa ada masalah atau mengingkari bahwa mereka mempunyai rasa marah pada orang lain. Meskipun demikian, menghindari masalah tidak akan memecahkan masalah. Situasi yang sama kemungkinan akan terjadi lagi dan ketika selalu menghindari maka orang tidak akan pernah tahu pemahaman kita akan suatu masalah.


2.      Agresi atau Koinfrontasi


Cara agresi menangani konflik adalah menyerang orang lain dan bukan mendenganrkan pendapat orang lain. Agresif berarti menyerang dan sering kali menimbulkan kerugian bagi orangn lain, gaya ini membuat konflik lebih sulit untuk dipecahkan. Mudah memancing kemarahan dan frustasi dan kekerasan tak jarang terjadi sebelum konflik di temukan.


3.      Asertif (menyatakan keinginan tanpa melukai orang lain)


Pendekatan yang asrtif memastikan bahwa kedua belah pihak didengar dan pihak yang berkoflik dilibatkan untuk membecarakan berbagai cara untuk memecahkan persoalan. Perlu diingat bahwa ; pihak yang berkonflik mungkin butuh untuk merubah tingkah laku untuk memecahkan konflik.








                                            


                                                                                                                                                                                                                                                                                


                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                       










1 Response to "Materi PKD "MANAJEMEN KONFLIK""