HARI SANTRI

HARI SANTRI

MENGGAUNGKAN ADAT DAN TRADISI MAHASISWA

blogger templates





Salam Progresif.....!!!

          Tulisan ini bukan semata-mata membanggakan diri, atau menganggap diri lebih baik dari yang membaca. sesungguhnya yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca. ini hanya cara saya untuk belajar, dan memang saya masih dalam Proses belajar. apalagi jika dianggap tulisan ini adalah “Transfer Of Knowledge”. ini adalah jauh dari kemampuan dan kenyataan pribadi yang bodoh. ini saya persembahkan terkhusus pribadi dan umumnya bagi Pembaca. senang sekali jika pembaca berkenan menengok tulisan ini.


           Untuk membuka tulisan ini maka sengaja saya dahulukan sebuah Produk Hukum PMII. Dalam Anggaran Dasar PMII yang merupakan produk hukum PMII, dalam BAB III Pasal 3, IV Pasal 4 dan 5
 
BAB III
SIFAT


Pasal 3
PMII Bersifat Keagamaan, Kemahasiswaan, Kebangsaan, Kemasyarakatan, Independen dan Profesional.


BAB IV
TUJUAN


Pasal 4
Tujuan
Terbentuknya Pribadi Muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, Berbudi luhur, Berilmu, Cakap dan Bertanggung Jawab dalam mengamalkan Ilmunya serta komitmen memperjuangkan cita-cita Kemerdekaan Indonesia.


Pasal 5
Menghimpun dan membina mahasiswa Islam Indonesia sesuai dengan sifat dan Tujuan PMII Serta peraturan perundang-undangan dan Paradigma PMII yang berlaku. Melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam berbagai bidang sesuai dengan asas dan tujuan PMII Serta Mewujudkan Pribadi Insan Ulul Albab.


           Begitulah yang termaktub dalam AD/ART PMII hasil kongres terakhir kali di Ambon tahun 2015. Dari hal yang tertulis diatas tentunya setiap kader/anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Mesti ada dalam Sifat-sifat Individunya. minimal yang hari ini kita prioritaskan adalah “Sifat Kemahasiswaan”nya, yang dimaksud kemahasiswaan adalah Idealisme, Perubahan, Komitmen, Kepedulian Sosial dan kecintaan pada hal yang bersifat positif. meskipun memang yang lebih baik adalah semuanya ada dalam Individu. rasanya agak berat jika kesemua sifat itu mesti serempak kita miliki, minimal kita terus belajar untuk menuju kearah sifat tersebut. 

          Paling sederhana dan Fundamental sebelum semuanya mesti kita lakukan adalah bagaimana caranya menanamkan tradisi Mahasiswa, bukankah hari ini dengan kemajuan IPTEK yang tumbuh ditengah kita dapat memudahkan proses untuk belajar. Jika dibandingkan dengan mahasiswa masa-lampau mereka lebih sulit mencari bahan bacaan, informasi dan komunikasi namun mereka bisa melahirkan sebuah Era yang kita rasakan seperti sekarang ini yakni Era Reformasi itulah yang Riilnya. Bung Karno padahal tidak pernah punya HP ANDROID, LAPTOP Apalagi GOOGLE, FACEBOOK, WHATSAPP dan BBM, buktinya mereka adalah telur yang menetas. Diantara banyaknya Founding Father, mereka adalah Mahasiswa yang gemar Membaca, Menulis dan Berdiskusi. Jangan sampai Acessories yang sudah sifatnya Primer itu justru hanya mengasingkan kita dari kualitas seorang mahasiswa yang telah terbukti jasa dan pemikirannya. 

          Sebuah Kemerosotan Intelektual dalam PMII dapat terjadi ketika Individu yang ada didalamnya tidak lagi menerapkan Tradisi ini. Dalam Filosofis PMII kata “MAHASISWA” yang dimaksud adalah Seorang Pemuda/Pelajar yang belajar diperguruan tinggi yang menerapkan adat/tradisi yang telah turun temurun diwarisi.  Yang Pertama adalah “Reading Tradition”,  saya rasa kemampuan atas nikmat akal yang Allah berikan pada setiap manusia adalah sama, yang jadi persoalan adalah Mau atau Tidak ia belajar, yang salah satunya adalah menerapkan TRADISI MEMBACA. Membaca adalah cara kita Untuk memandang Dunia (Kata Seorang Tokoh). Yang kedua, “Writing Tradition” / TRADISI MENULIS. hasil bacaan yang telah melewati fase Konklusi (Kesimpulan) dapat dimanifestasikan (diwujudkan) melalui tulisan, ya bisa lewat artikel, makalah, sampai membuat buku. Imam Syafii pernah berkata bahwa "menulis itu adalah cara mengikat ilmu". Dan yang ketiga, “Discussion”. yang terakhir ini menurut penulis tidak mesti ada setelah kita menulis, bahkan diskusi itu diperlukan sebelum kita membaca buku. Sebagai contoh ketika kita kurang mumpuni dalam sebuah bidang keilmuan, kita bisa hadir dalam acara diskusi, seminar dan sejenisnya dalam rangka mendapatkan informasi atau pengetahuan yang baru, apalagi ketika menghadapi masalah, maka diskusi ini adalah sebuah jalan yang pas untuk mendapatkan “Problem Solving” dari masalah yang dihadapi.
Didalam Al-Qur’an surat Asy-Syura Allah Berfirman :  “ وامرهم شورئ بينهم”
 
Artinya: Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antar mereka”.


Untuk membangun dan mengimplementasikan sebuah PARADIGMA KRITIS TRANSFORMATIF diperlukan “kecakapan” dalam memahami berbagai persoalan, dan dasar atau Asbab dari Cakap itu dibangun dengan 3 Tradisi yang sudah diterangkan. 

           Dalam mata kuliah Teori Belajar, saya dapatkan bahwa Spirit untuk belajar adalah dilakukan individu, artinya untuk dapat mengimplementasikan tradisi itu dimulai dari Individu, maka perlu ditanamkan dalam setiap individu rasa “Haus” akan ilmu. sebuah alasan yang klasik ketika seorang mahasiswa berkata: “ Ah, lebih enak mendengar”, menurut saya ini adalah perkataan orang yang malas berfikir. apa salahnya disatu waktu kita belajar dengan mendengar, dan disatu waktu kita belajar membaca dan memahami isi dari bacaan. Belum lagi kita membahas Ulul Albab yang mereka adalah orang-orang yang selalu haus akan ilmu, yang selalu berfikir dan berdzikir tentang hakikat keberadaannya, hakikat dirinya, hakikat Alam semesta dan lain sebagainya. Konklusinya adalah, bagaimana caranya agar kebudayaan ini jangan sampai luntur dikalangan Mahasiswa apalagi sebagai kaum pergerakan. Jangan sampai kita di justifikasi dengan tuduhan “Kader PMII malas Membaca”, walaupun memang pandangan ini bersifat Subjektif tapi seharusnya ini dijadikan tamparan untuk bagaimana menyangkal dan menyanggah pendapat itu bukan hanya dengan kata-kata. tapi juga dengan kegiatan-kegiatan yang sifatnya menambah Khazanah Intelektual.

            Lewat artikel saya yang sangat terbatas ini, saya  ingin mengajak para pembaca untuk sama-sama menerapkan, sama-sama belajar. dan saya memohon saran yang membangun untuk tulisan ini. saya ingin  mengutip kata-kata dalam buku Pendidikan Kaum Tertindas karya Paulo Freire : “Kebudayaan hanya dapat dilawan dengan Kebudayaan”.

Salam Pergerakan........!!!


Oleh  :  Fazar Chaidir Q.A
            (Ketua PK PMII STAI HAS Cikarang, masa khidmat 2014-2015)

0 Response to " MENGGAUNGKAN ADAT DAN TRADISI MAHASISWA"

Posting Komentar