Ilustrasi hujan | katabagus.blogspot.com |
Jum’at, 26
Agustus 2016 | Admin
Oleh :
Naseh Kamaludin
Hujan malam ini dalam suasana kesunyian, yang jauh membawa diri larut dalam kenangan. Kenangan yang tidak akan pernah terlupakan dan ketika teringat, selalu menjadi alasan bibir ini untuk memberikan senyuman. Bukan hanya tentang tempat ini yang memang mempunyai banyak kisah yang harus diceritakan, tapi hujan ini membawa semua kenangan yang pernah terjadi dalam setiap langkah yang sudah terlewatkan dalam dunia pergerakan.
Semua dinamika
bahkan romantika dalam pergerakan seolah terbuka lebar dalam ingatan. Semua hal
yang terjadi, satu persatu terbuka dan terangkai rapih dalam sebuah lamunan.
Dari hal-hal
yang sangat serius sampai hal sepele yang pernah terjadi, seperti menyikapi
kebijakan pemerintah, menyikapi permasalahan masyarakat yang didzholimi para
penguasa yang membuat kita geram ketika membahasnya, sampai kenangan saat
sekedar menghabiskan segelas kopi sambil membicarakan hal yang tidak penting,
tapi cukup membuat kita lupa atas semua kepenatan, itu semua seolah terangkai
rapi dalam indahnya lamunan yang diiringi dengan merdunya instrumen derasnya
hujan.
Sampai fenomena
tentang romantika-romantika yang terjadi dalam ruang lingkup kita pun tak
terlewat untuk diingatkan oleh derasnya hujan. Bukan karena saya (penulis) hari
ini sedang menjalin hubunngan dengan seseorang yang sama-sama “terjerumus di jalan yang lurus” (masuk
PMII, Red). Bukan, bukan itu alasannya. Karena bukan hanya satu atau dua
pasang anak adam yang tergabung dalam dunia Pergerakan terjebak dalam dalam
ruang yang mungkin susah untuk dipahami tersebut, banyak sekali dan bahkan
tidak hanya disini. Hal tersebut “sering
terjadi di kota-kota kecil”, sehingga hal seperti itupun tersaji dalam ruang
kenangan.
Lamunan yang
teriring gemericik rahmat tuhan (hujan) ini yang jauh membawa saya menyelami segala kenangan-kenangan tersebut serta
mampu mengingatkan dan memberikan pelajaran yang sangat berarti secara pribadi.
Dimana semua yang terjadi dalam pergerakan haruslah dihadapi dengan tenang,
dihadapi dengan kesadaran sepenuhnya, bahawa setiap masalah adalah ujian untuk
kita dan secara tidak langsung akan mendewasakan kita.
Tidak perlu
mengedepankan emosi apa lagi mencoba lari dalam menghadapi masalah namun hadapi
dan nikmatilah, karena itulah yang disebut dengan “Romansa Dinamika
Pergerakan..”
Penulis adalah Wakil Ketua I PK PMII STKIP Al Mujahidin, pegiat komunitas KOPIKO (Roko, Kopi & Kongkow)
Mantap bang warta walaupun mirip syair kakang brama kumbara huahaha
BalasHapuskeseringan ma bung bejeng diajak nnton film Arya Dwi Pangga.. haha
BalasHapus