JAKARTA,- Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Daniel Johan mengaku selalu ingat sosok Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur ketika bulan suci Ramadhan.
Pasalnya, Gus Dur tidak pernah berhenti menanamkan nilai-nilai toleransi dan pluralisme selama hidupnya.
Menurut dia, Gus Dur lewat Nahdlatul Ulama (NU) berhasil menampilkan wajah Islam yang damai, bersahabat dan jauh dari kekerasan.
Gus Dur menjadi salah satu tokoh yang berhasil menjadikan muslim
Indonesia dikagumi di dunia internasional di tengah stigma yang
mengkait-kaitkan Islam dengan terorisme.
"Nah, dengan kehadiran Gus Dur semua stigma negatif itu terbantahkan.
Bahwa Islam itu sesungguhnya damai," ujar Daniel dalam acara berbuka
puasa di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (13/6/2016).
Meski bukan pemeluk agama Islam, Daniel mengaku sikap dan pandangan Gus Dur membuat dirinya ingin sekali menjadi warga NU.
Ia memperhatikan, tidak banyak tokoh agama seperti Gus Dur yang mampu
dicintai oleh orang-orang dengan latar belakang suku dan agama yang
berbeda-beda.
Tidak heran, kata Daniel, muncul istilah-istilah nyeleneh seperti "orang NU cabang Katolik atau orang NU cabang Buddha".
"Gus Dur membuat saya ingin menjadi warga NU, meski saya bukan Islam.
Karena pandangan Gus Dur yang plural makanya ada istilah NU cabang
Katolik atau NU cabang Buddha," kata Daniel sambil tertawa.
Daniel berharap, Ramadhan bisa digunakan setiap warga untuk mengingat kembali nilai-nilai ajaran Gus Dur yang menekankan toleransi dan keberagaman.
Baginya, setiap orang yang akan menjadi pemimpin Indonesia harus
menjadikan Gus Dur sebagai salah satu panutan agar Bhinneka Tunggal Ika
tetap terjaga.
"Gus dur harus dijadikan panutan oleh seluruh calon pemimpin
Indonesia. Menjadi seorang pemimpin yang otentik Indonesia," ujarnya.
0 Response to ""Gus Dur Membuat Saya Ingin Jadi Warga NU, meski Bukan Islam""
Posting Komentar