HARI SANTRI

HARI SANTRI

Pembangunan Struktur Agen Mobilisasi

blogger templates
            Struktur agen yang kita bentuk disesuaikan dengan struktur basis massa yang menjadi sasaran aksi . Karena ini aksi yang sifatnya mobilisasi umum maka struktur yang dibentuk juga bukan hanya struktur agen di basis lokal melainkan struktur agen berapa basis/kota/wilayah. Misalnya dalam satu wilayah maka harus ada struktur antar kota satu dengan struktur kota lainnya. Sementara di kota tersebut juga ada struktur antar basis.

            Pembangunan agen mobilisasi aksi wilayah sama dengan pembangunan agen dalam pengorganisiran aksi di satu basis (pabrik/kampung/desa). Bedanya adalah dalam setiap pertemuan basis, jika kita punya kontak massa basis lain, maka akan sangat baik kontak kita ini dapat diikut-sertakan, karena tuntutan kita adalah tuntutan umum seluruh massa. Ini dilakukan untuk mempercepat perluasan basis-basis massa yang akan menjadi pelopor untuk menggerakan satu wilayah. Bahkan pada prinsipnya seluruh massa di satu basis HARUS selalu diingatkan bila punya kontak di basis lain dapat diajak ikut. Setelah itu kontak ini ditugaskan untuk mengajak kawan-kawannya dan membuat kumpulan di basisnya sendiri dan mulai membangun struktur di basis tersebut. Untuk pemilihan terhadap siapa-siapa yang menjadi koordinator maka pemilihan harus diusahakan dipilih oleh massa sendiri. Karena masalah yang mengerti siapa yang terbaik dan paling berani, paling militan dan untuk melakukan ini. Dengan pemilihan ini maka koordinator ini akan menjadi pimpinan yang akan diakui/dipatuhi oleh mereka. Sambil membangun struktur di satu basis, juga harus dilakukan pembangunan/pertemuan antar basis dan antar titik-titik/konsentrasi basis kota yang menjadi sasaran. Walaupun struktur ini bisa saja bersifat sementara karena mungkin ada pergantian.

Catatan: Setiap koordinator harus mengetahui bagaimana menghubungi jajaran di bawahnya (koordinator dibawahnya). Artinya ia harus mengetahui tempat tinggalnya
           
VII.7 Peta Lokasi Aksi       
            Sebelum bergerak harus ada pemetaan (peta) wilayah. Dimana titik-titik sasaran yang menjadi sasaran aksi kita. Dimana basis-basis kita, dimana massa basis-basis lain yang tidak kita organisir akan dapat diseret dalam aksi kita. Dimana letak tujuan aksi kiat, DPRD, DPR. Depnaker, Istana, dll. Dimana letak markas tentara/polisi yang akan di mobilisir untuk menghentikan aksi kita. Dimana titik yang akan menjadi tempat pertemuan utama dari titik-titik pertemuan seluruh massa. Dimana kemungkinan kita akan dihadang, kemana kita harus mundur, kemana bila kita harus tetap sampai ke lokasi aksi.

VII.8 Waktu Aksi     


            Waktu aksi yang tepat adalah pada saat massa berkumpul dijalan. Misalnya jam 6.30-7.00 WIB pada saat masuk kerja. Jam berapa pelopor harus sudah berkumpul dll. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk mengkonsolidasikan massa di titik-titik kumpul, kapan harus titik-titik tersebut ketemu dan kapan harus segera bergerak keluar.

Hal-hal yang harus diperhatikan:

  1. Semua pekerjaan harus bersifat massal, artinya pekerjaan pengorganisiran, agitasi-propaganda, penempelan poster, pembagian selebaran harus bersifat massal, termasuk dana. Semua orang harus menjadi organisator, agitator-propagandis. Bila proses ini tidak menjadi massal bisa dipastikan sebelum aksi, bahwa kita telah gagal.
  2. Harus ada dua tempat : tertutup dan terbuka.
VII.9 Istilah-istilah dalam Aksi

Setelah kesadaran kritis terbangun maka perangkat yang akan dipersiapkan sebagai instrumen aksi untuk mengawal sebuah tuntutan yang akan diimplementasikan dalam sebuah aksi massa dan perangkat yang harus terdiri dari

  • KORLAP (kordinator lapangan)

Seorang leader yang bertanggung jawab akan jalannya aksi, korlap juga harus faham problematika dan tuntutan yang diangkat, memahami karakteristik massa aksi dan membuat kebijakan dalam situasi jalanya aksi

  • ASTER
Asisten korlap yang ditunjuk sebagai steakholder dalam aksi dan bertanggung jawab atas kebijakan korlap untuk menyampaikan dan mengkondisikan serta pelaksaannya terhadap massa aksi.

  • NEGOSIATOR

Wakil dari massa aksi untuk bernegosiasi terhadap pihak lain yang menjadi lawan atau penghambat aksi juga sebagai delegasi massa aksi untuk melakukan sebuah kesepakatan atau understanding kepada obyek yang dituntut

  • ORATOR

Melakukan sebuah propaganda kepada massa aksi ataupun masnyarakat luas agar mereka mengerti dan faham akan problematika dan tuntutan yang disampaikan pada pihak yang terkait aksi tersebut, dan juga agar massa yang lain bersimapti dan mengikuti aksi

  • HUMAS (hubungan masnyarakat)

Menyampaikan materi aksi kepada media (surat kabar,elektronik) sebagai publikasi dan opini building hal ini media berperan penting akan penyebaran jargon yang diangkat dalam aksi.

  • BAPOR (barisan pelopor)
Perangkat ini sebagai brigade terdepan dalam aksi dan diperlukan apabila aksi disetting Chaos tugasnya untuk menahan dan membalas lawan aksi

  • KORDUM (koordinator umum)

Bagian yang diperlukan apabila banyak sekali massa  aksi dan melibatkan berbagai erlemen didalamnya.

PENUTUP

Sebagai kekuatan yang misterius dalam mengontrol social tentunya akan lebih maksimal apabila para pelopor aksi intens dalam pendampingan atau advokasi pra dan pasca aksi protes, karna intensitas interaksi antara pendamping (CO) memberikan kontribusi yang besar terhadap radikalisasi masa aksi yang didampingi, dan aksi yang progesif   akan menjadi sebuah power society, maka seorang advocator atau CO jangan sekali-kali meninggalkan rakyat (komunitas) yang didampinginya  sampai sebuah target yang ideal itu tercapai. Wallahu A’lam...

0 Response to "Pembangunan Struktur Agen Mobilisasi"

Posting Komentar