Struktur agen yang kita bentuk
disesuaikan dengan struktur basis massa yang menjadi sasaran aksi . Karena ini
aksi yang sifatnya mobilisasi umum maka struktur yang dibentuk juga bukan hanya
struktur agen di basis lokal melainkan struktur agen berapa basis/kota/wilayah.
Misalnya dalam satu wilayah maka harus ada struktur antar kota satu dengan
struktur kota lainnya. Sementara di kota tersebut juga ada struktur antar
basis.
Pembangunan agen mobilisasi aksi
wilayah sama dengan pembangunan agen dalam pengorganisiran aksi di satu basis
(pabrik/kampung/desa). Bedanya adalah dalam setiap pertemuan
basis, jika kita punya kontak massa basis lain, maka akan sangat baik kontak
kita ini dapat diikut-sertakan, karena tuntutan kita adalah tuntutan umum
seluruh massa. Ini dilakukan untuk mempercepat perluasan basis-basis massa yang
akan menjadi pelopor untuk menggerakan satu wilayah. Bahkan pada prinsipnya
seluruh massa di satu basis HARUS selalu diingatkan bila punya kontak di basis lain dapat
diajak ikut. Setelah itu kontak ini ditugaskan untuk mengajak kawan-kawannya
dan membuat kumpulan di basisnya sendiri dan mulai membangun struktur di basis
tersebut. Untuk pemilihan terhadap siapa-siapa yang menjadi koordinator maka
pemilihan harus diusahakan dipilih oleh massa sendiri. Karena masalah yang
mengerti siapa yang terbaik dan paling berani, paling militan dan untuk
melakukan ini. Dengan pemilihan ini maka koordinator ini akan menjadi pimpinan
yang akan diakui/dipatuhi oleh mereka. Sambil membangun struktur di satu basis,
juga harus dilakukan pembangunan/pertemuan antar basis dan antar
titik-titik/konsentrasi basis kota yang menjadi sasaran. Walaupun struktur ini
bisa saja bersifat sementara karena mungkin ada pergantian.
Catatan: Setiap koordinator
harus mengetahui bagaimana menghubungi jajaran di bawahnya (koordinator dibawahnya).
Artinya ia harus mengetahui tempat tinggalnya
VII.7 Peta Lokasi Aksi
Sebelum bergerak harus ada pemetaan
(peta) wilayah. Dimana titik-titik sasaran yang menjadi sasaran aksi kita.
Dimana basis-basis kita, dimana massa basis-basis lain yang tidak kita
organisir akan dapat diseret dalam aksi kita. Dimana letak tujuan aksi kiat,
DPRD, DPR. Depnaker, Istana, dll. Dimana letak markas tentara/polisi yang akan
di mobilisir untuk menghentikan aksi kita. Dimana titik yang akan menjadi
tempat pertemuan utama dari titik-titik pertemuan seluruh massa. Dimana
kemungkinan kita akan dihadang, kemana kita harus mundur, kemana bila kita
harus tetap sampai ke lokasi aksi.
VII.8 Waktu Aksi
Waktu aksi yang tepat adalah pada
saat massa berkumpul dijalan. Misalnya jam 6.30-7.00 WIB pada saat masuk kerja.
Jam berapa pelopor harus sudah berkumpul dll. Berapa waktu yang dibutuhkan
untuk mengkonsolidasikan massa di titik-titik kumpul, kapan harus titik-titik
tersebut ketemu dan kapan harus segera bergerak keluar.
Hal-hal yang harus diperhatikan:
- Semua pekerjaan harus bersifat massal, artinya pekerjaan pengorganisiran, agitasi-propaganda, penempelan poster, pembagian selebaran harus bersifat massal, termasuk dana. Semua orang harus menjadi organisator, agitator-propagandis. Bila proses ini tidak menjadi massal bisa dipastikan sebelum aksi, bahwa kita telah gagal.
- Harus ada dua tempat : tertutup dan terbuka.
VII.9 Istilah-istilah dalam Aksi
Setelah kesadaran kritis terbangun maka perangkat yang akan dipersiapkan sebagai
instrumen aksi untuk mengawal sebuah tuntutan yang akan diimplementasikan dalam
sebuah aksi massa dan perangkat yang harus terdiri dari
- KORLAP (kordinator lapangan)
Seorang leader yang bertanggung jawab akan jalannya aksi, korlap
juga harus faham problematika dan tuntutan yang diangkat, memahami
karakteristik massa aksi dan membuat kebijakan dalam situasi jalanya aksi
- ASTER
Asisten korlap yang ditunjuk sebagai steakholder dalam aksi dan
bertanggung jawab atas kebijakan korlap untuk menyampaikan dan mengkondisikan
serta pelaksaannya terhadap massa aksi.
- NEGOSIATOR
Wakil dari massa aksi untuk bernegosiasi terhadap pihak lain yang
menjadi lawan atau penghambat aksi juga sebagai delegasi massa aksi untuk
melakukan sebuah kesepakatan atau understanding kepada obyek yang dituntut
- ORATOR
Melakukan sebuah propaganda kepada massa aksi ataupun masnyarakat
luas agar mereka mengerti dan faham akan problematika dan tuntutan yang
disampaikan pada pihak yang terkait aksi tersebut, dan juga agar massa yang
lain bersimapti dan mengikuti aksi
- HUMAS (hubungan masnyarakat)
Menyampaikan materi aksi kepada media (surat kabar,elektronik)
sebagai publikasi dan opini building hal ini media berperan penting akan
penyebaran jargon yang diangkat dalam aksi.
- BAPOR (barisan pelopor)
Perangkat ini sebagai brigade terdepan dalam aksi dan diperlukan
apabila aksi disetting Chaos tugasnya untuk menahan dan membalas lawan aksi
- KORDUM (koordinator umum)
Bagian yang diperlukan apabila banyak sekali massa aksi dan melibatkan berbagai erlemen
didalamnya.
PENUTUP
Sebagai kekuatan yang misterius dalam mengontrol social tentunya
akan lebih maksimal apabila para pelopor aksi intens dalam pendampingan atau
advokasi pra dan pasca aksi protes, karna intensitas interaksi antara
pendamping (CO) memberikan kontribusi yang besar terhadap radikalisasi masa
aksi yang didampingi, dan aksi yang progesif
akan menjadi sebuah power society, maka seorang advocator atau CO jangan
sekali-kali meninggalkan rakyat (komunitas) yang didampinginya sampai sebuah target yang ideal itu tercapai. Wallahu A’lam...
0 Response to "Pembangunan Struktur Agen Mobilisasi"
Posting Komentar