Gambar : google.com |
Di Era yang serba cepat dan serba instan ini menjadikan daya saing semakin ketat, kita dituntut agar mampu kreatif dan produktif serta express tentunya, yaaaa.... walaupun beberapa layanan publik justru belum begitu cepat. Persaingan bukan hanya dalam bidang akademik maupun dunia kerja, tapi dalam segala bidang dan kita semaksimal mungkin perlu mempersiapkan diri kita agar berkualitas. Dan kualitas perlu terus dibentuk karena kita tidak bisa hanya menunggu tapi kita harus menjemput, kita tidak bisa hanya berharap namun kita harus mampu berupaya dan kita tidak bisa hanya disuapi namun harus mencari.
Meminjam kata-kata yang kerapkali di ucapkan Adiyanto S.W, ketua PMII Cabang Kabupaten Bekasi "Pemenang bukan lagi siapa yang kuat, tapi siapa yang lebih cepat". Begitulah kira-kira kata yang pernah masuk kedalam telinga saya dalam nuansa obrolan berbalut secangkir kopi. Bila diresapi ada betulnya memang, sebetul desas desas para orang tua yang yang terserang sydrom kegundahan karena PPDB online yang memang menguras rasa kesal dalam diri.
Bila kita amati persaingan negara agar menjadi maju-pun bertumpu pada "skala cepat". Siapa yang cepat dalam menguasai minyak dunia, siapa yang cepat memutakhirkan alat-alat tekhnologi, siapa yang cepat memperbanyak koalisi, siapa yang cepat mengeruk kekayaan negara lain, dan lain sebagainya, siapa yang cepat dan siapa yang cepat maka dialah pemegang tonggak penguasa dunia. Itu gambaran dalam frame global, namun kita hanya akan coba menuangkannya dalam kapasitas individu saja guna memenangkan persaingan yang memang menuntut segala keunggulan kualitas diri.
Ingatlah selalu rumusnya,( K+R+L = UNGGUL ) KRL disini bukanlah program moda tranportasi jalur cepat Pemerintah yang menghubungkan Jakarta-Bandung, tapi KRL ialah bentuk singkatan dari Kemauan/ niat, rajin dan lakukan yang ketiganya teracik apik dalam bejana kekinian.
1. Kemauan/ Niat
Kemauan disini saya sisipkan diawal karena ini adalah unsur paling penting dalam menopang dua langkah mujarab berikutnya. Ini adalah langkah awal laksana pondasi dalam halnya membangun suatu rumah. Pondasi tidak hanya harus kuat, tetapi perlu juga harus mantap persiapan dan pelaksanaanya.
Meski pondasi posisinya didasar dan tidak nampak dengan jelas dalam suatu bangunan tapi fungsi serta posisinya sangat vital sekali dalam menopang unsur-unsur lainnya yang bertumpu padanya. Bukanlah suatu yang mustahil meraih berapapun besarnya kapasitas unggul yang ingin dicapai bila pondasi kemauannya sangat kokoh dan mantap. Inilah kiasan kemauan meski tak terlihat namun harus kuat, rapih, seimbang dan mantap dalam meningkatkan kualitas diri.
Inilah gambaran pondasi sebagai unsur pertama yang perlu dibangun dalam diri kita untuk menjadi pribadi unggul. Seunggul rating pengunjung "PANTAI PAKIS JAYA KARAWANG" dibanding dengan "PANTAI BETING MUARA GEMBONG' milik Kabupaten Bekasi di hari libur lebaran ini.
Dan setiap manusia akan mendapatkan dari apa yang dia niatkan. (H.R. Bukhari dan Muslim)
2. Rajin
Unsur yang kedua ini adalah unsur yang bersentuhan langsung dengan kemauan sebagai tindak lanjut setelah pondasi telah dinyatakan siap menopang unsur-unsur berikutnya. Rajin yang dimaksud adalah sebagai tindak lanjut setelah kemauan dalam diri dirasa telah mantap dan biasanya bila kemauan telah mantap dengan sendirinya sifat rajin timbul dengan sendirinya untuk rajin belajar, rajin menggali, mencari, mengamati, memahami dan lain sebagainya.
Orang yang lebih rajin akan selangkah bahkan lima langkah lebih dulu daripada orang yang stagnan dalam zona rajin. Orang yang rajin cenderung akan terus mencari dan mencari segala sesuatu yang yang akan mampu mengantarkan dirinya kepada kemauan yang dituju. Dan tak jarang orang yang lebih rajin ini seperti orang gila yang kerajingan orang gila (menggila-gila). menggilai ilmu, menggilai etos, menggilai empati dan menggilai hal lainnya yang tentu saja tak segila Mahasiswa apatis yang menghamba pada ketidakpedulian disegala aspek sosial kehidupan.
3. Lakukan
Poin yang ketiga ini adalah point kunci yang sangat penting dari kedua unsur sebelumnya yakni "LAKUKAN". lakukanlah dengan "SESEGERA MUNGKIN" itulah kunci cepatnya. bila ingin cepat mampu desain grafis maka kita harus lakukan sesegera mungkin untuk mulai belajar desain grafis, bila ingin cepat pandai berorasi maka harus melakukan dengan segera mencari teori dan mempraktekannya, bila ingin cepat pandai ber-public speaking maka harus segera melakukan metode belajarnya, dan lain-lain apapun ituh kuncinya ialah "LAKUKAN SEGERA".
Ini langkah terakhir yang perlu dieksekusi agar pribadi yang berkualitas dapat diraih. Setelah kemauan mantap, rajin telah diaktualisasikan, maka langkah finishingnya hanya tinggal lakukan saja, dengan sesegera mungkin bila perlu. Bila kita cepat maka akan cepat pula hasilnya bila kita lambat maka lambat pula hasilnya, mungkin seperti itu rasionalisasi sederhananya.
Berfikir besar, kemudian bertindak". (Tan malaka)
Bila ketiga langka tersebut telah dilaksanakan sau persatunya, maka nicayalah pribadi yang unggul akan cepat dapat dibentuk. Unggul bukanlah tujuan akhir namun lebih kepada cara muncul kepermukaan sebagai pribadi yang mampu menahkodai kapal yang berisikan orang banyak dengan cakap yag mampu mengantarkan kepada cita-cita bangsa dengan tentram.
Gambar : google.com |
Bangsa ini sudah terlalu rindu dengan figur-figur unggul yang mampu membuat bangga masyarakat banyak, bukan figur yang menipu rakyat belaka dengan segala keunggulannya. Keunggulan dalam membodohi, keunggulan dalam akting tidak peduli, keunggulan menyamar menjadi orang yang tuli, keunggulan dalam ketamakan, keunggulan dalam menyakiti dan lain sebagainya. Itu artinya unggul saja tidaklah cukup, namun "pribadi unggul" perlu didampingi dengan pribadi "Benar" . Benar yang dimaksud ialah memiliki kelurusan niat dan tindakan dalam melakukan suatu hal sehingga mampu memagari pribadi unggul agar tak menjadi liar dan meninggalkan amanah dalam menjaga warisan cita-cita Bangsa.
Oleh : Aldo (PMII Kabupaten Bekasi)
Subhanallah....
BalasHapuskereeenn.. 👍👍👍
baba ali ditunggu nihh... tulisan berikutnya. tentang geliat kepemudaan di Desa ahh :D
BalasHapus