Oleh : Mega Wati
Imbasnya banyak lahan pertanian yang berubah menjadi bangunan beton, cepat atau lambat lahan yang tersisa pun pasti akan mengikuti. Inilah yang menyebabkan pemanasan global, karna minimnya penghijauan.
Ok, saya rasa penjelasan di atas sudah sangat umum, saat ini dengan kondisi yang di kelilingi kawasan industri ternyata Kabupaten Bekasi belum mampu memenuhi perekonomian warganya malah justru banyak sekali pengangguran yang sulit mendapatkan pekerjaan. Ada apa ?.
Sangat ironis, wilayah yang notabene kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara ini nyatanya kondisi sosial budaya Kabupaten Bekasi sangat memprihatinkan, banyak sarana dan prasarana yang belum terpenuhi, seperti jalanan yang masih tanah, rumah tidak layak huni, sekolah yang rusak, MCK yang masih belum memadai dan rendahnya pendidikan. Memang sulit untuk di percaya, wilayah yang di himpit dengan kawasan dan pemukiman elit seperti jababeka dan lippo masih saja terlihat masyarakat yang tinggal di deretan kali malang dengan pemandangan kakus terbuka (mck sungai/jamban).
Dari pemandangan di atas, membuktikan bahwa kepemimpinan kabupaten bekasi dari tahun ke tahun belum mampu menciptakan masyaratak yang adil, makmur dan sejahtera. Padahal kabupaten bekasi pernah di pimpin oleh orang-orang pintar dan terkenal baik dari kalangan militer, birokrat, pengusaha, ustadz bahkan dokter, tapi nyatanya kepemerintahan mereka belum menunjukan perubahan. Sayangnya belum pernah ada pemimpin yang berlatar belakang preman atau bandit.
Kabupaten Bekasi di usianya yang ke -66 ini saya berharap pihak Pemkab bekasi lebih jeli lagi dalam membangun bekasi, agar menjadi daerah yang aman, adil, makmur, dan sejahtera dengan sosial, budaya dan pendidikan yang terpenuhi.
Tulisan pernah dimuat pada laman http://pmii-staihascikarang.blogspot.co.id/ (16/08), penulis aktif sebagai anggota KOPRI PK PMII STAI Haji Agus Salim Cikarang.
0 Response to "HUT Kabupaten Bekasi Ke-66 : Memandang Kepemimpinan dan Realitas Kabupaten Bekasi"
Posting Komentar