HARI SANTRI

HARI SANTRI

PENTINGNYA MEMBANGUN UNSUR SUMBER DAYA MANUSIA GUNA MENOPANG PEMBANGUNAN DESA

blogger templates

 Ilustrasi daerah pedesaan dengan corak  perikanan dan pariwisata | beritabekasi.com

Jum'at, 12 Agustus 2016 | Admin
Oleh  :  Aldo

Perihal desa dalam konteks kekinian tak ubahnya anak tiri yang   kurang mendapat perhatian dalam skala prioritas, entah karena apa. Namun begitulah realitasnya. Adapun program-program yang ditujukan untuk desa, pada praksisnya epektifitas dan efisiensi belumlah secara maksimal dirasakan manfaatnya oleh masyarakat langsung  ditengah-tengah berbagai kebijakan oleh pemerintah.

Pembangunan di Desa masih terfokus kepada sarana dan prasarana, belum secara maksimal menyentuh ranah pembangunan Sumber Daya manusianya. Investasi SDM dirasa sangat perlu untuk dioptimalkan. Karena memang SDM handal-lah investasi ideal dalam jangka panjang yang kedepannya akan mampu menjadi motor penggerak dimasyarakat dalam hal pembangunan desa.

Sedikit berkaca pada negara Jepang enam hari pasca serangan Bom Atom oleh Amerika yang dijatuhkan di Kota Hirosima dan Nagasaki (1945) yang menyebabkan Jepang menyerah tanpa syarat pada PD II (1942 – 1945). Jepang pada saat itu sangat amat terpuruk dan hancurnya stabilitas negara. Dalam situasi yang demikian Jepang tak mau berlarut dalam suasana berkabung, Jepang mulai menyusun siasat pembangunan Negaranya agar tak terlalu lama terjebak dalam keterpurukan karena kalah perang. Hal yang menjadi progres utama ialah membangun kembali Sumber Daya Manusianya. 

Kaisar Hirohito (bertakhta 1926-1989) berupaya membangun kembali bangsanya yang sudah porak-poranda itu. Ia memerintahkan menteri pendidikannya untuk menghitung jumlah guru yang tinggal dan masih hidup. Satu sumber menyebutkan bahwa jumlah guru yang tersisa di Jepang pada saat itu adalah sebanyak 45.000 orang. Sejak itu, Kaisar Hirohito gerilya mendatangi para guru yang tinggal itu dan memberi perintah juga arahan. Rakyat Jepang sangat menjunjung titah dari Kaisar ini dan dilaksanakan dengan penuh komitmen dan konsekuen. [1] 

Dengan penuh disiplin, komitmen dan konsekuen yang tinggi, perlahan namun pasti Jepang mulai bangkit dan merangseg dalam panggung dunia menyaingi dominasi negara maju sebelumnya yakni Negara barat dan Soviet semenjak awal tahun 1950-an hingga kini. 


SDM dan masalah umum dalam membangun desa


Pembangunan pada prinsipnya sebuah proses sistematis yang  dilakukan  oleh masyarakat atau warga setempat untuk mencapai suatu kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. Namun demikian, pembangunan juga merupakan proses “bertahap” untuk menuju kondisi yang ideal. Karena itu, masyarakat yang ingin melakukan pembangunan perlu melakukan tahapan yang sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya dengan mempertimbangkan segala bentuk persoalan yang tengah dihadapinya.

Maka dari itu perlunya menekankan kepada pembangunan sumber daya manusia (SDM) terutama yang berasal dari penduduk desa yang bersangkutan. Hal tersbut dimaksudkan dapat maksimalnya SDM dalam menunaikan progres-progres yang masif guna membangun desa dengan mengoptimalkan segala potensi yang ada pada desa.

Besarnya disparitas antara desa maju dengan desa tertinggal banyak disebabkan oleh : [2]
  1. Terbatasnya ketersediaan Sumber Daya Manusia yang profesional.
  2. Belum tersusunnya kelembagaan sosial-ekonomi yang mampu berperan secara efektif dan produktif.
  3. Pendekatan Top Down dan Button Up yang belum berjalan seimbang.
  4. Pembangunan belum sepenuhnya partisipatif dengan melbatkan berbagai unsur.
  5. Kebijakan yang sebtralistik, sementara kondisi pedesaan amat plural dan beragam.
  6. pembangunan desa yang belum terintegritas serta belum komperhensif.
  7. Belum sepenuhnya menekankan pro poor, pro job dan pro growth. 


Pendidikan

Dalam uraian diatas tentang kebangkitan negeri sakura. Kaisar Hirohito menjadikan pendidikan sebagai progres urgent diawal membangun negaranya, tak lain hal tersebut dimaksudkan guna membangun tenaga-tenaga potensial SDM-nya.

Yang menjadi ironi ialah pendidikan diartikan hanya yang secara formal diruang-ruang kelas saja yang lantas menjadikan selembar ijasah maupun gelar sebagai tujuan akhir. Padahal bukan hanya itu. Selain pendidikan secara formal dalam membangun SDM dirasa perlu juga membidik program pendidikan Non Formal yang masif dan berkesinambungan sebagai ilmu terapan yang berbasis pada Hard Skill maupun Soft Skill  guna mengimbangi segala bentuk potensi desa yang hendak digali dan dikembangkan secara maksimal.

Mengingat kultur potensi desa yang sangat beragam, maka pendidikan non formal dapat disesuaikan dengan iklim potensi dari masing-masing desa. Dengan SDM yang mumpuni maka tak ayal dalam membangun desa bukan lagi menjadi suatu kendala yang membingungkan lagi, karena memang desa tersebut telah memiliki SDM yang handal yang sesuai pack-nya dalam merealisasikan produk hukum yang termaktub pada Undang-Undang Desa.



Posisi Pemuda dan Desa

Mengingat pemuda sebagai Agen Of Change serta Agen Cotrolling dalam sebuah perubahan tentu pemuda harus menjadi solusi ketika di hadapkan dengan sebuah tantangan karena menyambut sebuah perubahan. Peran aktif pemuda memang selalu di harapkan tak terkecuali dalam proses pambungan di Desa. Sebagaimana yang telah di atur dalam UU desa No 6 tahun 2014 pasal 83 tersebut masyarakat maupun pemuda tidak perlu takut mendapatkan intervensi dari manapun untuk mencari atau meminta Informasi terkait dengan, pendanaan, perecanaan pembangunan desa karena memang sudah kewajiban pemerintah desa untuk memberikan Informasi serta melayani keperluan segala hal yang menyangkut desa. [3]

Label sebagai agent perubahan dan controlling inilah yang sepenuhnya belum dipahami secara menyeluruh dikalangan pemuda, sehingga tak salah bila masyarakat desa khususnya pemuda terkesan acuh tak acuh dalam hal membangun desa. Dengan kata lain masyarakat hanya menunggu untuk dicekoki terlebih dahulu.

Dalam hal agent perubahan sangatlah perlu memahami apa yang akan dirubah? dengan cara apa merubahnya? serta program apa yang sesuai sebagai sarana menempuhnya?. Hal yang paling ideal ialah dengan pengembangan diri yang berbasis pada hard skill maupun soft skill (keahlian).  Dalam hal tersebut pemuda perlu difasilitasi pendidikan non formal yang berkaitan halnya guna menggali/ menciptakan potensi desa.

Ilustrasi  pemuda  : google.com



Apabila perencanaan tersebut benar-benar memenuhi kebutuhan warga setempat atau menekankan prinsip pro poor, pro job dan pro growth, maka strategi dan perencanaaan desa akan tepat mengenai sasaran, terlaksana dengan baik dan dimanfaatkan hasilnya. Untuk memungkin hal tersebut terjadi, khususnya dalam hal pembangunan desa, maka mutlak perlu diikutsertakannya warga desa secara langsung, khususnya pemuda dalam penyusunan rencana/ program serta terlibat langsung dalam setiap agenda. 

Melihat tantangan dalam proses pembangunan desa kedepannya sangat di perlukan pemuda dalam mengawasi serta mengontrol kebijakan maupun pembangunan di pemerintah di desa karena selain pemuda memiliki idealisme yang sangat tinggi, pemuda juga tidak banyak memiliki kepentingan terselubung dalam melakukan aktivitasnya. Maka dari itu penulis berharap dengan adanya tulisan ini pemuda dapat ikut sadar dan berperan dalam suatu pembanguan desa kedepanya baik dalam proses pengawasan pembangunan, perencaan maupun dengan pendanaan desa, hal ini sangat erat kaitan dengan hal-hal yang tidak di inginkan kedepannya, seperti korupsi dan lainya yang dapat merugikan Negara dan rakyatnya. 

Keberhasilan pembangunan desa pada hakikatnya adalah keberhasilan pembangunan nasional. Karena desa tidak dipungkiri sebagai sumber kebutuhan daerah perkotaan dan  sebaliknya. Apabila pembangunan nasionalkan digambarkan sebagai titik, maka pusat titik dari lingkaran tersebut adalah pembangunan pedesaan.

 Dan ciri dari  sebuah negara yang maju adalah bukan bertolak pada pembangunan yang bersifat sentralistik (dalam hal itu ialah perkotaan), namun menyaramaratakan  pembangunan antara  pedesaan dengan perkotaan guna terciptanya koneksi yang solid  dan  saling menopang.


Penulis adalah kader PMII Cabang Kabupaten Bekasi.

0 Response to "PENTINGNYA MEMBANGUN UNSUR SUMBER DAYA MANUSIA GUNA MENOPANG PEMBANGUNAN DESA"

Posting Komentar