![]() |
| Foto : google.com |
Kaderisasi merupakan nafas organisasi yang senantiasa harus terus dijaga dan dilanjutkan. Tak ayal bila kaderisasi tak berjalan roda organisasipun ikut menjadi macet. Semacet antrian birokrasi negeri.
Kaderisasi kita analogikan seperti memarketingkan suatu produk, pengkaderlah marketingnya dan organisasilah produknya. Sebagai marketing tak jarang pula menjadi brand atas produk yang ditawarkan sekaligus referensi penilaian atas produk karena sebagai pengkader para kader telah lebih dulu terjun pada organisasi yang ditawarkan.
Pada pundak pengkaderlah nasib organisasi teremban, sudah seyogyanya sebagai kader kita mampu memikul warisan tersebut guna meneruskan nafas gerakan dalam khasanah regenerasi bangsa. Dan ditangan para marketing unggul-lah suatu produk akan menjadi pemenang dipasaran.
Pada pundak pengkaderlah nasib organisasi teremban, sudah seyogyanya sebagai kader kita mampu memikul warisan tersebut guna meneruskan nafas gerakan dalam khasanah regenerasi bangsa. Dan ditangan para marketing unggul-lah suatu produk akan menjadi pemenang dipasaran.
Mampu menjawab kebutuhan pasar
Strategi umum yang biasa dipakai dalam mengkader/ marketing ialah dengan cara memasarkan/ mengajak secara langsung dengan memperkenalkan produk (organisasi) dengan harapan si calon konsumen mau memakai produk yang di tawarkan. Selama beberapa tahun hal itu memang cukup manjur, tapi itu bukanlah satu-satunya cara dalam strategi kaderisasi.
Tak jarang pula marketing semacam itu kerap kali menemui kegagalan-kegagalan. Apa yang salah ?? tentu yang salah adalah menerobos lampu merah dipersimpangan jalan. hehehee.
Kita coba rasioanal saja, bila kita mampu menjawab dan menyodorkan produk yang dibutuhkan oleh pasar, dengan sendirinyanya orang yang dalam hal ini ialah Mahasiswa akan berduyun-duyun dengan sukarela mengkonsusmsi PMII tanpa ragu sebagai sarana mengisi perjalanan hidupnya karena kita sebagai marketingnya telah mampu mengasimilasikan keengganan konsumen dipasaran atas suatu produk, yang dalam hal ini produknya ialah PMII serta telah mampu memberi jawaban atas kebutuhan konsumen dipasaran.
Coba kita tengok sejenak kisah tentang pendiri situs Go-Jek Online "Nadiem Makarim" yang dirasa cukup pantas sebagai referensi sukses memanfaatkan peluang atas kebutuhan pasar dengan mengedepankan inovasi tekhnologi sebagai alat tempurnya tanpa meninggalkan aspek kesejahteraan masyarakat luas. it's perfect.
![]() |
| Nadiem Makarim bersama dengan para driver. foto : Google.com |
Kesuksesannya bukan serta merta warisan dari leluhurnya, melainkan atas kerja kerasnya dalam menjawab kebutuhan pasar. Dalam artikel-artikel biografinya nadiem Makarim adalah pelanggan yang cukup setia dalam menggunakan transportasi ojek. Melihat segala aspek kekurangan yang ada dalam dunia per-ojekan, baik yang ada pada tukang ojeknya maupun pelanggannya beliau mencoba memberi terobosan dengan gagasan ciamiknya guna menjawab segala problem tersebut sehingga menjadi jawaban atas kebutuhan pasar.
Mengubah midset itu sebenarnya tidak sulit, ini bisa datang dari diri sendiri, ketika seseorang memiliki kebanggan pada profesinya. Dan Go-Jek telah mampu memberikan itu kepada para tukang ojek." (Nadiem Makarim).
Dengan aplikasi Go-Jek peumpang tidak lagi harus kesulitan mencari atau menunggu terlalu lama tukang ojek, dan tukang ojekpun mampu mengefisiensikan waktu serta mendongkrak pendapatan. Kedua aspek tersebut terkoneksi dengan aplikasi tersebut sehingga efektifitas, efisiensi dan ekonomi mampu dimaksimalkan dengan baik.
Itulah gambaran sederhananya. Tak jauh beda dengan PMII, kuncinya kita harus mampu "jeli" dalam melihat peluang dan mampu menjawab kebutuhan pasar (Mahasiswa).
Sebagai Branding
Dalam ilmu marketing branding adalah salah satu cara jitu guna menarik minat calon konsumen. Dengan menggunakan branding yang tepat dan mampu menemenuhi minat pasar, maka tanpa ragu calon kunsumen akan berbondong-bondong menggunakan produk yang ditawarkan.
Merujuk pada uraian diawal, dalam khasanah Per-PMIIan, secara sadar maupun tidak, branding tersemat pada para kader PMII itu sendiri. Ini terjadi karena biasanya sebagian besar calon anggota masih sangat awam akan apa itu organisasi PMII, kenapa harus PMII dan apa untungnya masuk organisasi PMII ??
Karena awamnya calon anggota tersebutlah mereka mencoba mengenalnya dengan yang ada pada pada kader PMII di kesehariannya yang notebene terlebih dahulu menjadi kader/ anggota PMII. Harus saya akui awal mula saya tertarik kepada PMII-pun karena faktor branding salah satu sahabat PMII saya dikelas yang begitu piawai dalam berdialektika, mantap dalam menyampaikan argrument serta cakap dalam berdialog baik dalam ruang presentasi tugas oleh dosen. Selain itu mampu memberi keteduhan dari panasnya ruang-ruang pergaulan dengan sikap low profil, suple dan tak mengkotak-kotakan pergaulan entah itu adik kelas, kakak kelas, dosen, rektor bahkan ormas sekalipun.
Hal semacam inilah yang dimaksud dalam ilmu marketing "kebutuhan pasar" karena Mahasiswa tak semuanya mahir dalam hal yang tadi disebutkan. Bila calon anggota telah melihat sesuatu yang dibutuhkannya ada pada PMII dan ada kecenderungan ingin mampu seperti yang ada pada pengkader yang dalam hal ini "branding".
Sebagai branding dibawah payung PMII, bijaksananya kita mampu mendongkrak kredibelitas, elektabilitas & Integritas kepada pasar sehingga produsen yang dalam hal ini katakanlah PMII mampu eksis, mendominasi dan mengakomodir kebutuhan pasar.
Kualitas Diri
Kualitas diri adalah salah satu sarana meraih kesuksesan apapun itu, tanpa kualitas diri yang ideal tak ayal segala sesuatunya akan kurang maksimal hasilnya. Sebagai brand atas suatu merk produk sudah sepatutnya kualitas diri perlu mumpuni. Selain sebagai cerminan produk, juga sebagai brand sekaligus marketing-nya PMII. kepaiawaian dalam hal memarketing dan nampaknya kualitas yang menonjol dirasa akan cukup mampu menyedot animo Mahasiswa di pasaran untuk memilih PMII sebagai konsumsi dalam menggoreskan tinta sejarah hidupnya.
keilmuan perlu terus digali dan dikembangkan dengan maksimal sebagai bekal. Integritas, kredibelitas dan elektabilitas perlu dilekatkan dalam diri guna menumbuhkan kepercayaan pasar. Dengan pola demikian diharapkan kepercayaan pasar dan minat konsumen akan dapat maksimal dan konsisten.
Maka untuk menunjang hal tersebut sebagai seorang pengkader, kualitas diri kita perlu terus dikembangkan dengan maksimal, terutama dari segi keilmuan dan kinerja organisasi. Sehingga pergerakan dapat dimaknai dengan aktualisasi yang mantap dalam menggerakan roda organisasi dalam mencapai tujuan dan cita-cita organisasi yang berkesinambungan.
Itulah sekelumit uraian yang barangkali dapat bermanfaat bagi sahabat/i dalam mengaktulisasikan kaderisasi di PMII. Biar bagaimanapun Kaderisasi adalah nafas organisasi yang perlu dengan serius dan istiqomah kita teruskan, karena itu adalah salah satu cara menghidupi PMII. Bila kaderisasi dapat terus berjalan maka bolehlah kita dibilang telah mampu menjaga dan meneruskan warisan yang sangat berharga terebut, yakni "PMII".
Salam pergerakan.......!!!!
Oleh : Aldo (PMII kabupaten Bekasi)
![]() |
| Gambar : Google.com |
Sebagai branding dibawah payung PMII, bijaksananya kita mampu mendongkrak kredibelitas, elektabilitas & Integritas kepada pasar sehingga produsen yang dalam hal ini katakanlah PMII mampu eksis, mendominasi dan mengakomodir kebutuhan pasar.
Marketing yang berhasil adalah yang mampu menjawab kebutuhan pasar, bukan mengikuti pasaran.
Kualitas Diri
Kualitas diri adalah salah satu sarana meraih kesuksesan apapun itu, tanpa kualitas diri yang ideal tak ayal segala sesuatunya akan kurang maksimal hasilnya. Sebagai brand atas suatu merk produk sudah sepatutnya kualitas diri perlu mumpuni. Selain sebagai cerminan produk, juga sebagai brand sekaligus marketing-nya PMII. kepaiawaian dalam hal memarketing dan nampaknya kualitas yang menonjol dirasa akan cukup mampu menyedot animo Mahasiswa di pasaran untuk memilih PMII sebagai konsumsi dalam menggoreskan tinta sejarah hidupnya.
keilmuan perlu terus digali dan dikembangkan dengan maksimal sebagai bekal. Integritas, kredibelitas dan elektabilitas perlu dilekatkan dalam diri guna menumbuhkan kepercayaan pasar. Dengan pola demikian diharapkan kepercayaan pasar dan minat konsumen akan dapat maksimal dan konsisten.
Maka untuk menunjang hal tersebut sebagai seorang pengkader, kualitas diri kita perlu terus dikembangkan dengan maksimal, terutama dari segi keilmuan dan kinerja organisasi. Sehingga pergerakan dapat dimaknai dengan aktualisasi yang mantap dalam menggerakan roda organisasi dalam mencapai tujuan dan cita-cita organisasi yang berkesinambungan.
Itulah sekelumit uraian yang barangkali dapat bermanfaat bagi sahabat/i dalam mengaktulisasikan kaderisasi di PMII. Biar bagaimanapun Kaderisasi adalah nafas organisasi yang perlu dengan serius dan istiqomah kita teruskan, karena itu adalah salah satu cara menghidupi PMII. Bila kaderisasi dapat terus berjalan maka bolehlah kita dibilang telah mampu menjaga dan meneruskan warisan yang sangat berharga terebut, yakni "PMII".
Salam pergerakan.......!!!!
Oleh : Aldo (PMII kabupaten Bekasi)




0 Response to "TRIK JITU POLA KADERISASI ALA MARKETING"
Posting Komentar