Foto : Dokumen Pribadi |
Kamis, 10 November 2016 | Admin
Oleh : Naseh Kamaludin
Oleh : Naseh Kamaludin
Danau yang tenang dikelilingi
pegunungan yang lebat nan hijau, ditambah suasana yang nyaman dan ramah serta
udara yang segarkan raga. Hati siapa
yang tak terpaut dengan suasana Situ Wanayasa sore itu. Selepas hujan yang lebat,
terbit kembali sang matahari untuk menyinari basahnya tanah dan dedaunan yang
tersiram air, belum lagi pancaran matahari yang semakin mempercantik air yang
begitu tenang didalam danau, pesona yang sangat luar biasa.
Memberikan ketenangan
jiwa. Hati ini luluh lantah dengan semua ke-indahan yang engkau pertunjukan
kepada ku wahai sang penguasa jagat raya. Semuanya memaksaku untuk tiada henti mengucapkan
rasa syukur dan mengingatkan ku kembali atas semua karunia dan kebesaranmu.
Semua yang kau berikan
sore itu membuai dan memantik kesadaran dalam diri ini, karunia dan kasihmu
sangat luar biasa. Hati kecil berbisik betapa bersalahnya hamba mu ini, merasa
malu di hadapanmu ya Allah, Semua itu mampu menyentuh hati kecil ini untuk
semakin mencintaimu.
Sore itu setidaknya
mengobati segala kepenatan yang ada dalam kepala, serta lelah yang sedang di
rasakan oleh raga. Ahhh.. Sungguh amat dan sangat luar biasa.
Kesadaran menumbuhkan cinta yang luar biasa
Kesadaran menumbuhkan cinta yang luar biasa
Dan mungkin hal yang
sama akan terjadi ketika kita berbicara tentang berorganisasi, bahwa cinta,
totalitas, loyalitats atau bahkan royalitas akan terbentuk ketika seseorag
menyadari semua yang telah didapatkan ketika dia berorganisasi. Organisasi
adalah kawah candra di muka. Siapa saja akan menemukan keinginannya di situ,
dan tergantung individu itu sendiri yang menentukan akan seperti apa. Kita akan
mrendapatkan apa saja yang kita inginkan, ketika kita memang sungguh-sungguh
dalam melalui prosesnya. Ilmu, keluarga, atau bahkan tahta dan wanita.
Jadi jangan pernah kita
mengumpat sahabat yang memang tidak ada dalam barisan kita, yang geraknya tidak
ada dalam setiap wacana dan aksi nyata di rumah besar kita. Sekali lagi tidak
usahlah mengumpat atau bahkan mengkafirkan mereka
Mereka tetap sahabat kita.
Mungkin, mereka belum sadar, dan itu adalah tugas kita untuk memberikan
kesadaran sehingga mereka mempunyi rasa memiliki yang lebih kepada rumah kita
bersama ini.
Karena Kesadaran dan Rasa Memiliki Akan Membangkitkan
Cinta Dalam Aksi Nyata, Bukan Hanya Retorika Belaka.
Penulis tercatat sebagai jurnalis di salah satu media online Kabupaten Bekasi.
Penulis tercatat sebagai jurnalis di salah satu media online Kabupaten Bekasi.
0 Response to "Situ Wanayasa Selepas Hujan"
Posting Komentar